Hai sobat welder, pada kesempatan ini saya ingin membahas tentang pengetahuan dasar las busur listrik. Saat ini perkembangan teknologi pengelasan didunia industri sudah sampai ke teknologi AI dan robotik.
Tetapi jika kita tidak mengetahui dasar jenis pengelasan, kita akan susah untuk mengikuti perkembangan teknologi pengelasan.
Ruang lingkup pembahasan kita disini adalah sebatas untuk jenis proses pengelasan arc welding.
Arc Welding atau Las Busur Listrik
Pengelasan busur listrik adalah proses pengelasan menggunakan energi listrik untuk menggabungkan 2 buah logam dengan cara meleburkan material kemudian menggabungkannya dengan menggunakan bahan tambah atau tidak menggunakan bahan tambah dengan menggunakan arus listrik AC atau arus searah DC.
Pengelasan sebenarnya ada banyak metodenya, tapi yang lebih familiar kita kenal adalah las busur listrik atau yang dikenal arc welding. Dimana percikan api yang berasal dari hubungan singkat anoda dan katoda digunakan untuk meleburkan logam.
Jenis pengelasan ini banyak digunakan di dunia industri bidang konstruksi, bidang tambang, bidang perminyakan dll. Dan digunakan untuk penyambungan material seperti besi baja, aluminium, stainless dll. Las busur listrik lebih banyak digunakan karena metodenya yang simpel dan ekonomis. Pengelasan busur listrik juga bisa dilakukan di luar ruangan atau di dalam ruangan bahkan digunakan juga untuk pengelasan di bawah air.
Jenis-jenis Las Busur Listrik (Arc Welding)
Jenis-jenis pengelasan arc welding itu ada banyak sekali, yaitu GMAW, FCAW, GTAW, SMAW. Nah perbedaannya dimana seh? perbedaanya adalah pada consumable yang dipakai. Consumable adalah bahan tambah yang digunakan saat proses pengelasan.
Pada saat proses pengelasan terjadi, material logam yang melebur/mencair tidak boleh kontak langsung dengan udara supaya tidak terjadi porosity atau keropos. Oleh karena itu dibutuhkan semacam pelindung agar material logam cair tidak terkontaminasi dengan udara.
Pelindung tersebut bisa berupa gas ( shielding gas) atau dengan flux yang mencair menjadi terak. Berikut ini adalah jenis-jenis las busur listrik (arc welding) berdasarkan pelindungnya.
Flux Cored Arc Welding (FCAW)
FCAW merupakan jenis pengelasan constant voltage, menggunakan kawat elektroda flux core dan menggunakan pelindung berupa gas. Gas pelindung yang digunakan adalah CO2, Argon dan Argon mix.
Karena menggunakan kawat elektroda berbentuk flux-core maka pengelasan ini memiliki 2 pelindung yaitu flux dan gas. Sebenarnya bisa saja seh tidak menggunakan gas, tetapi itu akan mengurangi kualitas pengelasan FCAW. Karena proses pengelasan FCAW selalu menngunakan setting Ampere lebih dari 200 A .
Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Pengelasan GMAW sama dengan FCAW yaitu merupakan jenis pengelasan constant voltage, tetapi menggunakan kawat elektroda solid dan menggunakan gas pelindung CO2, argon, argon mix, helium dll.
Tidak terdapat terak di hasil pengelasannya tetapi menghasilkan lapisan silica tipis di atas logam hasil lasan. Pada pengelasan GMAW hanya menggunakan gas pelindung saja ini menyebabkan sangat rentan terpengaruh oleh udara / angin. Jadi, proses pengelasan GMAW sangat disarankan untuk dilakukan didalam ruangan.
Submerged Arc Welding (SAW)
SAW merupakan proses pengelasan full otomatis dimana hanya memerlukan seorang operator untuk mengoperasikan mesin. Menggunakan kawat flux core, ketika kawat dan base metal bersentuhan maka akan tumbul busur listrik.
Menggunakan pelindung flux dan pasir untuk mencegah cairan logam lasan terkontaminasi dengan udara.
Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
Pengelasan SMAW atau MMAW merupakan jenis proses pengelasan busur manual dengan tipe constant current, dimana kita hanya mengatur besarnya arus/ampere.
Teknik dasar las menggunakan elektroda berbentuk stik yang bersalut flux adalah ketika elektroda bersentuhan dengan base metal akan terbentuk busur listrik sehingga mencairkan elektroda dan logam dasar. Flux pada stik elektroda akan ikut mencair membentuk pelindung terak untuk mencegah cairan logam lasan terkontaminasi dengan udara.
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
Pengelasan GTAW ( Gas Tungsten Arc Welding ) juga dikenal dengan las TIG (Tungsten Inert Gas), menggunakan elektroda tungsten yang menghasilkan busur listrik ketika bersentuhan dengan base metal. Akan tetapi tungsten tidak mencair, hanya menimbulkan api yang akan mencairkan base metal membentuk kawah panas. Bisa melakukan pengelasan tanpa bahan tambah dan jika ingin memakai bahan tambah maka perlu menggunakan filler metal.
Proses pengelasan GTAW menggunakan gas pelindung jenis argon dan helium yang berguna untuk menjaga agar logam las tidak terkontaminasi dengan udara.
Pengelasan Dalam Air
Pengelasan dalam air sering dikenal dengan underwater welding, dimana prosedur pengelasan dilakukan didalam air. Tata cara membuat sambungan las sama saja hanya bedanya dia dilakukan di dalam air. Penggunaan simbol pengelasan pada gambar teknik untuk las bawah air juga sama.
Teknik pengelasan underwater welding memiliki 2 jenis yaitu wet welding dan dry welding. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan keduanya:
Wet welding
Pengelasan ini dilakukan dengan cara : welder menyelam kedalam air dan melakukan pengelasan langsung pada base metal. Dilakukan pada kedalaman kurang lebih 20 sampai 100 meter.
Jenis proses pengelasan yang dipakai bisa sangat mudah menggunakan mesin SMAW. Karena lebih fleksibel untuk menggunakan kabel yang panjang.
Agar sifat mekanik material logam tidak berubah karena heat input maka perlu mengatur suhu logam induk menggunakan teknik Pre heat dan PWHT.
Dry Welding
Pengelasan ini dilakukan didalam air tetapi seorang welder melakukan pengelasannya membutuhkan peralatan / ruang kedap air. Jadi walaupun dilakukan didalam air, pengelasan dilakukan didalam ruangan kedap air.
Jenis proses pengelasan bisa menggunakan SMAW, GMAW dan GTAW. Dan dilakukan pada kedalaman lebih dari 100 meter.
Masalah yang sering timbil dalam las bawah air adalah pengaruh panas yang cepat dingin, ini bisa datasi dengan dilakukan teknik Pre heat dan PWHT.
Cukup disini saja artikel saya tentang Pengenalan dasar jenis pengelasan busur listrik. Sebenarnya masih banyak yang harus disampaikan seperti faktor yang mempengaruhi, cacat las, komposisi kimia pada material dll. itu saya akan sampaikan pada artikel selanjutnya. Terima kasih